Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Filsafat

Urgensi pedagogik dalam upaya penanaman nilai karakter bangsa

Krisis kebudayaan, kata Prof Dr. PJ. Bouman terjadi karena kemajuan teknik tidak diimbangi dengan kemajuan akhlak manusia. Bagaimana urgensi pedagogik dalam upaya penanaman nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia? Alternatif Pemikiran: Masalah identitas bangsa merupakan masalah terbesar pada abad ke-21 ini. Hal ini disebabkan adanya dua gelombang besar di dalam perubahan sosial yaitu globalisasi dan demokrasi. Sebagai suatu bidang limu-ilmu sosial, pedagogik mustahil menghindar dari fenomena perubahan global dewasa ini.  Pendidikan Indonesia membutuhkan pedagogik yang menempatkan manusia sebagai “manusia” dalam proses pendidikan. Manusia yang dimaksud adalah manusia yang memiliki pilihan dalam kehidupannya yang rasional, dan memiliki moralitas dalam tatanan kebudayaan, masyarakat lokalnya, masyarakat nasional maupun global. Pedagogik semacam ini, menurut Tilaar, adalah pedagogik libertarian. Artinya, pedagogik merupakan suatu ilmu praksis untuk m...

Filsafat Pendidikan: Upaya rejuvenasi pedagogik sebagai “the art and science of teaching and educating”

Kemajuan teknologi yang spektakuler sebagai sarana yang positif dan juga berdampak negatif. Bagaimana upaya rejuvenasi pedagogic sebagai “the art and science of teaching and educating” dalam menghadapi tantangan itu? Alternatif Pemikiran: Dalam pemanfaatan teknologi, pendidikan tidak hanya diarahkan kepada kemudahan dan kenyamanan semata. Teknologi hanya sebuah alat komunikasi-informasi, tidak lebih. Teknologi dalam pendidikan diharapkan tidak menjadikan manusia Indonesia sebagai “robot” dan “budak” pendidikan. Dalam konteks ini perubahan global tidak harus ditentang, tetapi diatasi dengan pribadi-pribadi yang mendukungnya (Tilaar : 2005, p. 95). Menurut Tilaar, hanya akan memberikan tempat bagi perkembangan individu jika identitas budaya lokal dihormati sebagai tumpuhan bagi perkembangan setiap indvidu. Artinya, multikulturalisme dalam pendidikan nasional sangat relevan dengan desentralisasi pendidikan dan pengembangan demokrasi di Indonesia. Ini menjadi peran strategis dunia p...

Peran pedagogik dalam menghadapi fenomena di Indonesia: Belajar dari Ki Hadjar Dewantara

PERTANYAAN: Ki Hadjar Dewantara pernah menyatakan bahwa usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan bangsa, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembang atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajad kemanusiaan bangsa Indonesia. Bagaimana peran pedagogik dalam menghadapi fenomena dewasa ini? ALTERNATIF JAWABAN: Kita perlu refleksi kembali pandangan-pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang kebudayaan dan kaitannya dengan pedagogik. Ki H.G Soedijono mengembangkan konsep kebudayaan Ki Hajar Dewantara dari perspektif modern. Ada empat prinsip kebudayaan Ki Hadjar Dewantara, yaitu: 1)         Adat sebagai fenomena kebudayaan. Ki Hajar Dewantara menjelaskannya dalam majalah Wisata tahun 1933, bahwa adat merupakan dasar dari setiap kebudayaan Walaupun demikian, bukan berarti Ki Hajar dewantara mempertahankan adat lama tanpa melakukan perubahan-perubahan. Dala...

CAKRA MANGGILINGAN: Landasan Kurikulum

Landasan Pengembangan Kurikulum   (2) Pertemuan kedua Prof Dr Marsigit, M.A. (150317)  diawali dengan memberi tes singkat, tentang padanan kata. Berikut ini beberapa materi soal dan jawabannya di mana tekstual menggambarkan konteksnya (mengacu pada filsafat). Belajar = membangun Mengajar = memfasilitasi Guru = fasilitator Murid = subjek Logika = konsisten Nyata = cocok Cerdas = santun Pikiran = rasio Pancaindera = persepsi Formal = bentuk Penilaian = mencatat Serius = intens Waktu = relatif Mengulang = siklik Mengurangi = reduksi Menambah = sintesis Tetap = ideal Berubah = realita Diabaikan = ephoce Sama = identic Beda = kontradiktif Fakultas = kemampuan Nol = tiada Satu = esa Banyak = plural Kecil = mikro Besar = makro Di sana =di luar Di sini = di dalam Di atas = langit Di bawah = bumi Berhenti = mitos Terus = kontinyu Membaca = terjemah Menulis = direct Me...

Pendidikan Terbuka: Open Education and Home schooling

Kelebihan 1)         Open Education (1)    Metode pembelajaran terbuka efektif dilaksanakan pada negara berkembang sebagaimana laporan Hall (1991:187) (2)    Penelitian Hatzipanagos and Gregson (2015: 3), Manfaat potensial utama yang dirasakan dari OERs (Open Educational Resources) adalah meningkatkan pembelajaran dan sedikit menghemat waktu akademis untuk mengembangkan materi / konten. (3)    Hasil penelitian Elfa, dkk (2015:1) menggambarkan bahwa secara keseluruhan, siswa dan pendidik yang positif tentang penggunaan OER menganggap bahwa pendekatan ini adalah cara baru untuk belajar, dan mereka menghargai kenyataan bahwa OER yang gratis dan mudah untuk mengakses. (4)    Sebagai wahana pengembangan pendidikan yang merdeka, demokratis, memberikan pilihan belajar sesuai minat, bakat, keadaan siswa, keluarga, dan lingkungan (5)    Kelas terbuka, di mana peserta didik bebas untuk memulai dan me...

Belajar tentang Konsep Pendidikan Driyarkara

1)       Driyarkara Kelebihan (1)      Men e k a nk a n p e n did i k a n b e rj e nja n g untuk ten a g a p e rtuk a n g a n, k e p e raw a t a n, p e n g a ir a n pada SMK dan p e ndid i k a n g u r u g u na menj a m i n kompet e nsi d a n ku a l i fik a si g u r u d a n dose n . ( S ub a n a r, 20 1 3: 20) (2)      Merumuskan p e ndid i k a n  k a rakter, p e n g a l a man b e rm a kna atau “ B udi P e k e rti d a n P e ndid i k a n ( J uni 1954) ( S ub a n a r, 2013: 22). P e ndid i k a n k a r a kt e r me m pu n y a i r e lev a nsi n y a d a l a m p a nd a ng a n D r i y a r k a r a tent a ng “ manusia a d a lah k a w a n b a g i s e s a me ” .   Man u sia  m e r up a k a n  homo   homini   sociu s (3)      D r i y a rkara b e rp e n d a p a t p e ndid i k a n a d a lah f e no m e na fund a m e ntal a tau a s a si d a lam k e hid...