Langsung ke konten utama

“Mengapa Ada Variansi Prestasi” (Teori Persekolahan)

“Mengapa Ada Variansi Prestasi”
Ada 3 defisit, yaitu defisit kognitif, kultur, dan  kesenjangan guru dan siswa.
1.      Defisit Kognitif
Adanya kesenjangan kognitif/ kemampuan awal anak. Ada intervensi atau perlu intervensi untuk mengurangi kesenjangan yang perlu diberikan sebelumnya.
Contoh:
1)      sebelum masuk sekolah ada intervensi, yaitu upaya mencegah ketimpangan kesehatan, kurang gizi melalui program Posyandu. Ini sebagai upaya preventif, upaya covering, upaya untuk memenuhi kebutuhan prasyarat,
2)      intervensi media untuk menyebar informasi, misal multi channel learning, yaitu menyampaikan pola pengasuhan.
2.      Defisit Kuktural
Adanya kesenjangan budaya, bahwa budaya siswa tidak standar. Dampaknya adalah siswa kesulitan beradaptasi.
3.      Kesenjangan guru dan siswa
Terjadinya Miss- Match, tidak ada kecocokan, terjadi diskontinyuitas (-;-)
Contoh: perbedaan gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa.
Terdapat strategi mengajar generic (Generic teaching Strategy), yaitu 1) ceramah-diskusi kelas, 2) pemberian tugas/ asesmen, 3) inquiry, 4) guru perlu merefresh news, 5) guru perlu RBT: research Based teaching, 6) Guru perlu PBL

Menurut Jan Evic Gustalsson, Teacher Quality memperngaruhi Instructional Quality, Instructional Quality mempengaruhi Student Outcome. Kualitas tersebut mempengaruhi iklmi sekolah  > mempengaruhi kebijakan > mempengaruhi kelas.

Ada tiga aspek teacher Quality, yaitu 1) kejelasan, 2) Pengaktifan berpikir/ kognitis siswa, 3) manajemen kelas, 4) iklim yang kondusif

Teori kontrol, paradigma di mana prestasi siswa dikontrol oleh kebutuhan utama siswa, siswa sebagai pengontrolnya.
Berdasarkan varian atau karakteristik siswa, fungsi sekolah hanya 23%. Yaitu adanya Peer Group (17%) dan 2) secara umum maksimal 30%.

Fakta: sekolah yang baik akan memilih siswa yang baik pula

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Landasan Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pendidikan Matematika (1)

Landasan Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pendidikan Matematika (1) PENGANTAR Ini merupakan pokok bahasan pertama perkuliahan “Kajian Kurikulum Matematika”, oleh Prof Dr Marsigit, M.A. Mata Kuliah ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan dan pelayanan kepada mahasiswa Program S3 Prodi Ilmu Pendidikan Konsentrasi Pendidikan Matematika, untuk membangun pemahaman dan memperoleh pengalaman mengembangkan Kurikulum Matematika dengan cara mengkaji, meneliti dan mensimulasikan Model Pengembangan Kurikulum Matematika. Kompetensi dasar sesuai dengan silabus beliau adalah “Mengkaji, memahami, menghasilkan,  mengelola dan menerapkan landasan pengembangan kurikulum matematika dan pendidikan matematika”. Kelas kami ada 9 orang perempuan semua, yaitu: Bu Salamia, Mb Rifa, Mb Puji, Mb Niken, Mb Dhian, Mb Nila (ijin), Mb Dhona, Mb Irma, dan saya. Pertemuan pertama kami tidak sampai 3 SKS karena beliau ada urusan dinas, yaitu sebagai Sekretaris Senat UNY. Beliau juga banyak tugas dinas kel

Filsafat Pendidikan: Upaya rejuvenasi pedagogik sebagai “the art and science of teaching and educating”

Kemajuan teknologi yang spektakuler sebagai sarana yang positif dan juga berdampak negatif. Bagaimana upaya rejuvenasi pedagogic sebagai “the art and science of teaching and educating” dalam menghadapi tantangan itu? Alternatif Pemikiran: Dalam pemanfaatan teknologi, pendidikan tidak hanya diarahkan kepada kemudahan dan kenyamanan semata. Teknologi hanya sebuah alat komunikasi-informasi, tidak lebih. Teknologi dalam pendidikan diharapkan tidak menjadikan manusia Indonesia sebagai “robot” dan “budak” pendidikan. Dalam konteks ini perubahan global tidak harus ditentang, tetapi diatasi dengan pribadi-pribadi yang mendukungnya (Tilaar : 2005, p. 95). Menurut Tilaar, hanya akan memberikan tempat bagi perkembangan individu jika identitas budaya lokal dihormati sebagai tumpuhan bagi perkembangan setiap indvidu. Artinya, multikulturalisme dalam pendidikan nasional sangat relevan dengan desentralisasi pendidikan dan pengembangan demokrasi di Indonesia. Ini menjadi peran strategis dunia p

CAKRA MANGGILINGAN: Landasan Kurikulum

Landasan Pengembangan Kurikulum   (2) Pertemuan kedua Prof Dr Marsigit, M.A. (150317)  diawali dengan memberi tes singkat, tentang padanan kata. Berikut ini beberapa materi soal dan jawabannya di mana tekstual menggambarkan konteksnya (mengacu pada filsafat). Belajar = membangun Mengajar = memfasilitasi Guru = fasilitator Murid = subjek Logika = konsisten Nyata = cocok Cerdas = santun Pikiran = rasio Pancaindera = persepsi Formal = bentuk Penilaian = mencatat Serius = intens Waktu = relatif Mengulang = siklik Mengurangi = reduksi Menambah = sintesis Tetap = ideal Berubah = realita Diabaikan = ephoce Sama = identic Beda = kontradiktif Fakultas = kemampuan Nol = tiada Satu = esa Banyak = plural Kecil = mikro Besar = makro Di sana =di luar Di sini = di dalam Di atas = langit Di bawah = bumi Berhenti = mitos Terus = kontinyu Membaca = terjemah Menulis = direct Menyerah