Judul : Progresivisme
Resume :
ü
Progresivisme dalam pendidikan Amerika mulai sebagai reaksi
terhadap formalisme dan verbalisme dari sekolah tradisional. Progresivisme berakar dalam
semangat reformasi sosial yang merupakan bagian dari awal abad XX (Gutek, 1974: 137; Knight, dalam Arif, 2007:145). Berakar dari filsafat pragmatisme (Ornstein & Levine, 1985:189). Dewey
(Akinpelu, 1988:142) juga dipengaruhi oleh teori evolusi biologis dari Charles Darwin. Metode
Berpikir Reflektif (Method of Reflective Thinking)
disebut sebagai Metode Penyelesaian Masalah (Problem Solving Method) (h.145).
ü
Untuk memberikan kohesi ke posisi pendidikan progresif, the
Progressive Education Association
menekankan paltform: (1) pendidikan progresif harus memberikan kebebasan
yang akan mendorong perkembangan alami anak, dan pertumbuhan melalui kegiatan
yang menumbuhkannya inisiatif, kreativitas, dan ekspresi diri; (2) semua
instruksi harus dipandu oleh kepentingan anak itu sendiri, rangsangan oleh
kontak dengan dunia nyata; (3) guru progresif adalah untuk membimbing pembelajaran
anak sebagai pengarah kegiatan penelitian, bukan melatih atau empu nya tugas; (4) prestasi
siswa yang akan diukur berupa perkembangan mental, fisik, moral, dan sosial; (5) harus
ada kerjasama yang lebih besar antara guru dan sekolah dan rumah dan keluarga
dalam memenuhi kebutuhan anak untuk pertumbuhan dan perkembangan; (6) sekolah
yang benar-benar progresif harus menjadi laboratorium ide/teori dan praktik
pendidikan yang inovatif (Gutek, 1974:140).
ü
Menurut Dewey, pendidikan harus didasarkan pada sebuah
pengalaman kontinum yang sedang berjalan yang menyatukan masa lalu dan masa
kini dan mengarah ke pembentukan masa depan. Pendidik progresif yang
benar adalah seorang guru yang terampil dalam menghubungkan kondisi internal
dari pengalaman pembelajar-kebutuhannya, kepentingannya, tujuan-tujuannya,
kapasitas dan keinginan-keinginan-dengan kondisi objektif dari pengalaman-faktor-faktor
lingkungan seperti sejarah, fisik, ekonomi, dan sosiologi (Gutek, 1974:142).
ü William Heard Kilpatrick,
seorang eksperimentalist dan progresif, membangun sebuah metodologi pengajaran
yang menyatukan aktivitas dan tujuan, yang mensintesis progresivisme dan
experimentalisme ke apa yang kemudian dirujuk sebagai tujuan, tindakan, atau
metode proyek. Dalam metode proyek, siswa didorong untuk mengalahkan,
merencanakan, melangsungkan, pekerjaan yang mereka laksanakan dalam kegiatan
atau proyek, yang dapat melahirkan upaya terarah siswa
melalui pemecahan masalah. (Gutek, 1974: 144 ). Kilpatrik merekomendasikan
bahwa kurikulum sekolah diatur dalam empat kelas proyek utama, (1) Proyek
kreatif atau konstruksi. (2) Apresiasi atau kenikmatan. (3) Proyek masalah (4) Proyek
pembelajaran yang spesifik (h.145).
ü Esensi teori pendidikan
menurut progresivisme adalah pengalaman,
praktis, dan membebaskan diri. Kalau
seseorang membangun pengetahuan yang bermakna
didasarkan pada
pengalaman, ia akan mampu
menyusun
pengetahuannya melalui
pendekatan tidak langsung dan logis. Anak bergerak bertahap
dari belajar berdasar pengalaman
langsung ke metode belajar
tidak
langsung mengalami
(Gutek, 1988: 85). Pendidikan harus terpusat pada anak (Student centered) bukannya
memfokuskan pada guru atau subject matter.
Metode pengalaman ini tidak menolak
buku,
perpustakaan,
museum dan pusat pengetahuan lainnya. Kalau
seseorang membangun pengetahuan yang bermakna didasarkan
pada pengalaman,
ia akan mampu menyusun
pengetahuannya melalui
pendekatan tidak langsung dan logis bertahap
dari belajar berdasar pengalaman
langsung ke metode belajar
tidak
langsung mengalami
(Gutek, 1988: 85).
ü Tujuan
pendidikan mendidik individu menurut minat dan kebutuhannya (Ornstein & Levine,
1985:189)
ü Kurikulum,
pendidikan berbasis aktivitas dan proyek (Ornstein & Levine, 1985:189).
ü Prinsip-prinsip
progresif adalah proses menemukan dan tujuannya pada anak, subjek didik adalah
aktif bukan pasif, peran guru sebagai penasihat, pembimbing, dan pemandu,
daripada sebagai rujukan otoriter, sekolah sebagai sebuah dunia kecil
(miniatur) masyarakat besar, aktivitas ruang kelas memfokuskan pada pemecahan
masalah daripada metode-metode artifisial (buatan) untuk pengajaran materi
kajian, atmosfir sekolah harus kooperatif dan demokratis (Knight, dalam Arif,
2007:148-155).
ü Pendidikan progresif telah
meninggalkan warisan yang berkelanjutan dalam pola umum pendidikan Amerika yang
ditandai dengan (1) fokus pada anak sebagai pelajar bukan pada subjek; (2) penekanan
pada kegiatan dan pengalaman daripada ketergantungan ekslusif pada keterampilan
dan pengetahuan verbal dan sastra; dan (3) dorongan dari kegiatan
belajar kelompok yang kooperatif daripada pembelajaran individual yang
kompetitif. (Gutek, 1974:147).
Kelebihan aliran progresivisme dalam
perspektif pendidikan dasar di Indonesia
ü Siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan potensi
minat, bakat sehingga diharapkan menjadi individu yang kreatif, mandiri,
inovatif, menyukai tantangan, berkeksplorasi.
ü Siswa diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya,
memecahkan masalah, melakukan penyelidikan berbasis metode ilmiah.
ü Siswa belajar untuk mencari tahu sendiri jawaban dari
masalah atau pertanyaan yang timbul di awal pembelajaran. Dengan mendapatkan
sendiri jawaban itu, siswa pasti akan lebih mengingat materi yang sedang
dipelajari.
ü Metode
pendidikan yang diutamakan progresivisme adalah metode pemecahan masalah (poblem
solving method), serta metode penyelidikan dan penemuan (inquiry and
discovery method).
ü Guru menjadi pribadi yang
demokratis, humanis karena menjadi fasilitator, motivator, pendamping bagi anak
didik.
ü Kurikulum dikembangkan
berbasis kebutuhan anak atau fleksibel. Kurikulum dipusatkan pada pengalaman atau kurikulum eksperimental
didasarkan atas manusia dalam hidupnya selalu berinteraksi di dalam lingkungan
yang kompleks.
ü Dengan pendidikan demokratis
maka mengembangkan sikap toleransi, terbuka, menghargai perbedaan
ü Menghendaki mata pelajaran terintegrasi dalam unit,
sehingga anak dapat berkembang secara fisik maupun psikis dan dapat menjangkau
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Pembelajaran tematik, sesuai
dengan usia anak SD kelas 1-3).
ü
Berbasis masyarakat. Sekolah, keluarga, dan masyarakat
menjadi mitra, bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan anak
Kelemahan aliran progresivisme dalam
perspektif pendidikan dasar di Indonesia
ü Mengabaikan kurikulum
sekolah yang sudah mentradisi, berpeluang sering ganti kurikulum, bisa
mengurangi efektivitas manajemen sekolah.
ü Berpotensi menghasilkan anak
didik yang melek produk Ipteks, namun jika kurang pengawasan
sekolah dan keluarga maka akan terjadinya degradasi moral (seks bebas,
kriminalitas) sejak dini karena tidak mengetahui dan mempratekkan budaya, warisan
leluhur.
ü Dalam interaksi sosial
kecerdasan emosional terhambat, anak berpotensi individualis,
cenderung ke instrumentalis
ü Berpotensi menghasilkan anak didik yang kurang
melaksanakan karakter
religiusitas
Komentar
Posting Komentar