Langsung ke konten utama

Landasan Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pendidikan Matematika (1)

Landasan Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pendidikan Matematika (1)

PENGANTAR
Ini merupakan pokok bahasan pertama perkuliahan “Kajian Kurikulum Matematika”, oleh Prof Dr Marsigit, M.A. Mata Kuliah ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan dan pelayanan kepada mahasiswa Program S3 Prodi Ilmu Pendidikan Konsentrasi Pendidikan Matematika, untuk membangun pemahaman dan memperoleh pengalaman mengembangkan Kurikulum Matematika dengan cara mengkaji, meneliti dan mensimulasikan Model Pengembangan Kurikulum Matematika. Kompetensi dasar sesuai dengan silabus beliau adalah “Mengkaji, memahami, menghasilkan,  mengelola dan menerapkan landasan pengembangan kurikulum matematika dan pendidikan matematika”.
Kelas kami ada 9 orang perempuan semua, yaitu: Bu Salamia, Mb Rifa, Mb Puji, Mb Niken, Mb Dhian, Mb Nila (ijin), Mb Dhona, Mb Irma, dan saya. Pertemuan pertama kami tidak sampai 3 SKS karena beliau ada urusan dinas, yaitu sebagai Sekretaris Senat UNY. Beliau juga banyak tugas dinas keluar kota dan LN juga karena amanah ini.
Sebelum pertemuan, saya harus mengenal lebih dulu dengan beliau, wajahnya minimal melalui googling, kemudian, karya-karya beliau melaui https://powermathematics.blogspot.co.id/2013/03/how-to-understand-fourth-dimension.html , http://uny.academia.edu/MarsigitHrd/ , http://staff.uny.ac.id/dosen/prof-dr-marsigit-ma/  yang sekarang berganti http://staffnew.uny.ac.id/   
Dengan membuka dan membaca tulisan-tulisan beliau, saya perlahan-lahan mengenal sosok beliau, sebagaimana tertulis pada blog Beliau, yaitu beliau interest pada filsafat, spiritual, psikologi, karakter, pendidikan matematika, lesson study. Saya tertarik pertama membaca tulisan-tulisan beliau yang berlabel filsafat serta spiritual untuk memotivasi dan meningkatkan minat saya dalam belajar bersama beliau yang tidak terikat ruang dan waktu, yaitu melalui pertemuan di kelas, di seminar, juga yang luar biasa pada tulisan-tulisan beliau.
Kembali ke pertemuan perdana ini (08032017), beliau memulai membuka perkenalan dengan tiap peserta didiknya (nama, alamat, pekerjaan, lulusan mana, status keluarga). Selanjutnya beliau menceritakan keluarga, studinya, hingga karirnya dalam mencapai gelar Profesor. Apa yang beliau ceritakan menginspirasi dan memotivasi semangat saya dalam menjalankan lakon saya, karena ada kesamaan, beliau interest di pendidikan matematika namun berada pada homebase PGSD.

INTI
Landasan pengembangan kurikulum dimulai dari: 1) spiritual, 2) filsafat, 3) ideologi, 4) paradigma, 5) teori, 6) model, 7) notion, dan 8) semantik-Sintaks.
 

Landasan terakhir adalah semantic-konteks. Segala macam konsep dapat dilihat dari dua sisi, dua hal, yang pertama sintak, yang kedua semantiknya. Ketika berbicara, “Mana yang namanya ‘Mb Puji” itu bicara sintaks, namun ketika membicarakan “Mb Puji adalah,,,,, misal orang sabar, baik hati…”, dll maka itu sudah bicara semantik. Ketika melihat minuman dalam kemasan gelas, yang dilihat adalah botolnya maka itu bicara sintaks (wadah, bentuk), namun jika membicarakan airnya, airnya yang jernih, dsb maka berbicara semantiksnya. Jika membicarakan substansi maka berbicara semantiksnya, dan jika berbicara bentuk maka menyangkut sintaks.


Dalam konteks kehidupan, manusia berada di antara FATAL dan VITAL. Bahwa manusia apapun profesinya, apapun perannya, menjalankan kehidupan dunia dan akhirat, dunia lahiriah batiniah, duniawi dan spiritual. Ketika manusia sudah melakukan usaha, ikhtiar maka itu berbicara kontekstual, atau menjalankan hal yang bersifat vital. Namun, efek dari ikhtiar tadi merupakan hal yang bersifat Fatal, karena sudah pada sifat Takdir. Dalam dimensi spiritual, Takdir merupakan kejadian yang merupakan Kehendak dari Tuhan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Urgensi pedagogik dalam upaya penanaman nilai karakter bangsa

Krisis kebudayaan, kata Prof Dr. PJ. Bouman terjadi karena kemajuan teknik tidak diimbangi dengan kemajuan akhlak manusia. Bagaimana urgensi pedagogik dalam upaya penanaman nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia? Alternatif Pemikiran: Masalah identitas bangsa merupakan masalah terbesar pada abad ke-21 ini. Hal ini disebabkan adanya dua gelombang besar di dalam perubahan sosial yaitu globalisasi dan demokrasi. Sebagai suatu bidang limu-ilmu sosial, pedagogik mustahil menghindar dari fenomena perubahan global dewasa ini.  Pendidikan Indonesia membutuhkan pedagogik yang menempatkan manusia sebagai “manusia” dalam proses pendidikan. Manusia yang dimaksud adalah manusia yang memiliki pilihan dalam kehidupannya yang rasional, dan memiliki moralitas dalam tatanan kebudayaan, masyarakat lokalnya, masyarakat nasional maupun global. Pedagogik semacam ini, menurut Tilaar, adalah pedagogik libertarian. Artinya, pedagogik merupakan suatu ilmu praksis untuk m...